Teks -- 2 Korintus 6:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 2Kor 2:14--7:4
Jerusalem: 2Kor 2:14--7:4 - -- Bagian ini menyimpang dari jalan pikiran mengenai beberapa peristiwa yang dialami Paulus, 2Ko 2:13, diteruskan dalam 2Ko 7:5. Bagian 2Ko 2:14-7:4 meng...
Bagian ini menyimpang dari jalan pikiran mengenai beberapa peristiwa yang dialami Paulus, 2Ko 2:13, diteruskan dalam 2Ko 7:5. Bagian 2Ko 2:14-7:4 menguraikan tentang karya kerasulan.
Ende -> 2Kor 6:3
Ref. Silang FULL -> 2Kor 6:3
Ref. Silang FULL: 2Kor 6:3 - orang tersandung · orang tersandung: Mat 5:29; Mat 5:29; Rom 14:13,20; 1Kor 8:9,13; 9:12; 10:32
· orang tersandung: Mat 5:29; [Lihat FULL. Mat 5:29]; Rom 14:13,20; 1Kor 8:9,13; 9:12; 10:32
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Kor 6:1-10
Matthew Henry: 2Kor 6:1-10 - Pelayanan Para Rasul
Di dalam pasal ini Rasul Paulus menerangkan tujuannya secara umum kepada semua orang yang diinjilinya, disertai beberapa penjelasan dan cara yang ...
- Di dalam pasal ini Rasul Paulus menerangkan tujuannya secara umum kepada semua orang yang diinjilinya, disertai beberapa penjelasan dan cara yang digunakannya (ay. 1-10). Kemudian ia berbicara secara khusus kepada jemaat Korintus, memperingatkan mereka baik-baik dengan penuh kasih dan alasan yang kuat (ay. 11-18).
Pelayanan Para Rasul (2 Korintus 6:1-10)
- Di ayat-ayat ini kita dapati penjelasan tentang tujuan Rasul Paulus secara umum dan seruannya kepada mereka yang diinjilinya di setiap tempat yang ia datangi, dengan disertai beberapa penjelasan dan cara yang digunakannya. Perhatikanlah,
- I. Tujuan dari seruan itu sendiri, yaitu untuk memenuhi tawaran Injil untuk mengadakan pendamaian, supaya setelah dikaruniai Injil, mereka tidak membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah mereka terima (ay. 1). Injil adalah firman kasih karunia yang menggema di telinga kita. Namun, akan percuma saja kita mendengarnya, kecuali kita mempercayainya dan bertindak menuruti tujuan serta rancangannya. Selain itu, karena sudah menjadi tugas para pelayan Injil untuk menyerukan kepada para pendengar dan meyakinkan mereka supaya menerima kasih karunia dan rahmat yang ditawarkan kepada mereka, para pelayan Injil dianugerahi gelar yang luhur ini, yakni sebagai rekan sekerja Allah. Perhatikan,
- 1. Mereka harus bekerja, dan harus bekerja bagi Allah dan kemuliaan-Nya, bagi jiwa-jiwa dan kebaikan mereka. Mereka menjadi rekan-rekan sekerja Allah, tetapi di bawah Dia, sebagai alat saja. Walau demikian, apabila mereka setia, mereka dapat berharap bahwa Allah bekerja bersama mereka, sehingga pekerjaan mereka membuahkan hasil.
- 2. Perhatikan bahasa dan cara kerja roh Injil. Bukan dengan kekasaran atau kekerasan, melainkan dengan segala kelemahlembutan, untuk memohon dan meminta, dengan menggunakan seruan dan penjelasan, supaya berhasil memenangkan orang-orang berdosa dan mengalahkan keengganan mereka untuk diperdamaikan dengan Allah dan hidup bahagia selamanya.
- II. Penjelasan dan cara yang dipakai oleh Rasul Paulus. Di sini ia memberi tahu mereka,
- 1. Bahwa sekaranglah satu-satunya saat yang tepat untuk menerima kasih karunia yang ditawarkan, dan memanfaatkan kasih karunia yang disodorkan itu. Sekarang adalah waktu perkenanan itu, sekarang adalah hari penyelamatan itu (ay. 2). Hari Injil adalah suatu hari penyelamatan, sarana kasih karunia adalah sarana keselamatan, tawaran Injil adalah tawaran keselamatan, dan sekarang inilah satu-satunya saat yang tepat untuk menerima semua tawaran ini. Hari ini, selama masih bisa disebut hari ini. Hari esok bukanlah urusan kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, atau di mana kita akan ber ada. Kita juga harus ingat bahwa musim kasih karunia yang ada sekarang ini waktunya singkat dan tidak pasti, dan tidak dapat diketahui kapan berakhirnya. Karena itu, tugas dan kepentingan kitalah untuk memanfaatkannya, selama musim itu masih berlangsung. Keselamatan kita sendiri bergantung pada apakah kita melakukannya atau tidak.
- 2. Sikap hati-hati seperti apa yang dilakukan para rasul supaya tidak membuat orang tersandung, sehingga bisa menghalangi keberhasilan mereka dalam memberitakan Injil. Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung (ay. 3). Dengan susah payah Rasul Paulus bertindak hati-hati supaya tidak menyinggung baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, karena banyak orang di antara kedua kelompok ini yang menunggunya berbuat salah, dan mencari-cari kesempatan untuk mempersalahkan dirinya dan pelayanannya atau perilakunya. Karena itu ia sangat berhati-hati supaya tidak menjadi sandungan bagi mereka yang cenderung sangat mudah tersandung, supaya tidak menyinggung orang Yahudi dengan semangat yang berlebihan dalam menentang hukum Taurat. Juga supaya jangan menyinggung orang bukan Yahudi dengan ketaatan yang berlebihan sehingga seolah-olah dirinya berapi-api terhadap hukum Taurat. Ia berhati-hati, dalam semua perkataan dan perbuatannya, supaya jangan sampai membuat tersandung, melakukan kesalahan, atau melukai orang lain. Perhatikan, ketika orang lain begitu cenderung mudah tersandung, kita harus berhati-hati supaya jangan menjadi sandungan. Khususnya para pelayan Tuhan harus berhati-hati supaya jangan melakukan sesuatu yang dapat memunculkan tuduhan terhadap pelayanan mereka, atau menggagalkan pelayanan itu.
- 3. Bahwa para rasul selalu bertujuan dan ingin berlaku setia dalam segala hal, sebagaimana sudah menjadi keharusan bagi para pelayan Allah (ay. 4). Kita melihat bahwa setiap ada kesempatan Rasul Paulus selalu menekankan bahwa kita harus setia di dalam pekerjaan kita, karena sering kali keberhasilan kita bergantung pada hal tersebut. Matanya tertuju pada satu arah dan hatinya lurus di dalam semua pelayanannya. Kerinduannya yang terutama adalah untuk menjadi hamba Allah, dan membuktikan dirinya memang demikian. Perhatikan, para pelayan Injil harus memandang diri mereka sebagai pelayan atau hamba Allah, dan di dalam segala hal bertindak sesuai dengan kedudukan mereka tersebut. Begitulah yang dilakukan Rasul Paulus,
- (1) Dengan bersabar sedemikian rupa di tengah kesukaran. Ia sering mengalami penderitaan, kerap menjumpai kesukaran, didera kemiskinan, hidup tidak nyaman, atau bahkan kekurangan kebutuhan pokok. Ia hidup dalam tekanan, dihimpit dari segala sisi, dan sering kali tidak tahu harus berbuat apa. Ia kerap dicambuki (11:24), dipenjara, mengalami pergolakan yang ditimbulkan oleh orang Yahudi maupun bukan Yahudi untuk menentangnya. Ia bekerja keras, tidak hanya dalam memberitakan Injil, tetapi juga melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk memberitakan Injil tersebut, dan bekerja dengan tangannya untuk mencukupi kebutuhannya. Ia kerap tidak tidur dan berpuasa, baik secara sengaja atau karena pertimbangan agamawi, maupun secara spontan demi agama. Namun demikian, ia sangat bersabar di dalam semuanya itu (ay. 4-5). Perhatikan,
- [1] Sudah menjadi nasib para pelayan yang setia jika mereka sampai sering mengalami berbagai kesulitan besar dan harus banyak bersabar.
- [2] Mereka yang mau membuktikan diri kepada Allah harus membuktikan diri setia saat ada persoalan maupun saat semuanya baik-baik saja, tidak hanya rajin bekerja bagi Allah, tetapi juga dengan sabar menerima kehendak Allah.
- (2) Dengan bertindak berdasarkan pedoman-pedoman yang baik. Rasul Paulus bertindak berdasarkan pedoman yang baik di dalam segala perbuatannya, dan memberitahukan kepada mereka pedoman apa yang dipegangnya tersebut (ay. 6-7), yakni kemurnian. Dan tidak ada kesalehan tanpa kemurnian. Diperlukan usaha untuk menjaga diri kita dari noda dunia, agar kita berkenan kepada Allah. Pedoman yang lain adalah pengetahuan. Dan semangat yang menyala-nyala tanpa disertai pengetahuan adalah kegilaan. Paulus juga bertindak dengan kesabaran dan kemurahan hati, tidak mudah dipanas-panasi, tetapi justru bertahan meng hadapi kekerasan hati manusia dan perlakuan buruk tangan mereka, sekalipun ia berusaha berbuat baik bagi mereka. Ia bertindak di bawah pengaruh Roh Kudus, dengan pedoman mulia akan kasih yang tulus, menurut peraturan firman kebenaran, dengan ditopang dan ditolong oleh kuasa Allah, berbajuzirahkan keadilan (kesadaran akan keadilan dan kekudusan bagi semua orang), yang merupakan pertahanan terbaik terhadap godaan kemakmuran di satu sisi dan kemalangan di sisi lain.
- (3) Dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang tepat di dalam semua keadaan yang ada di dunia ini (ay. 8-10). Kita harus siap mengalami berbagai rupa keadaan dan peristiwa di dunia ini, dan apabila kita mampu menjaga dengan baik keadaan pikiran serta perilaku kita di tengah semua itu, maka itu akan menjadi bukti yang luar biasa akan ketulusan kita. Para rasul mengalami penghormatan maupun penghinaan, baik pujian maupun umpatan. Orang baik di dunia ini harus sudah siap mengalami sejumlah penghinaan dan kecaman, untuk mengimbangi kehormatan dan pujian yang mereka terima. Dan kita memerlukan kasih karunia Allah sebagai senjata, supaya di satu sisi kita dapat melawan godaan penghormatan, dan menerima pujian tanpa bersikap sombong, dan di sisi lain, supaya kita dapat melawan godaan penghinaan, dan menerima kecaman dengan sabar dan tidak balas menuduh. Agaknya orang-orang menceritakan hal-hal yang berlainan mengenai para rasul. Ada yang mengatakan mereka sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh baik, sedangkan yang lainnya sebagai orang-orang yang teramat bejat. Oleh beberapa orang, mereka dianggap penipu, dan diperlakukan seperti seorang penipu. Oleh yang lain lagi, mereka itu orang-orang benar, pemberita Injil kebenaran, setia dengan kepercayaan yang diserahkan kepada mereka. Oleh orang dunia, mereka diremehkan, tidak ada apa-apanya, bukan orang penting, dan tidak pantas diperhatikan. Namun mereka sangat dikenal di semua kalangan jemaat Kristus, dan dianggap orang penting. Mereka dipandang sudah sekarat, disiksa sepanjang hari, dan urusan mereka dianggap sebagai urusan yang tidak berguna. “Tetapi lihatlah,” kata Rasul Paulus, “kami hidup, dan hidup bahagia, menanggung semua kesukaran dengan gembira, mengalami kemenangan dan akan terus menang.” Mereka dihajar, dan sering kali terjerat hukum, tetapi tidak mati. Sekalipun orang mengira mereka sedih, selalu tertekan dan murung, selalu mengeluh dan berduka, tetapi mereka selalu bersukacita di dalam Allah, dan memiliki alasan besar untuk selalu bersukacita. Mereka dihina sebagai orang miskin, oleh karena kemiskinan mereka di dunia ini. Tetapi, mereka memperkaya banyak orang, dengan memberitakan kekayaan Kristus yang tidak terselami. Mereka dipandang tidak memiliki apa-apa, perak dan emas tidak ada pada mereka, rumah dan tanah mereka tidak punya. Namun, mereka memiliki segala sesuatu. Mereka tidak memiliki apa-apa di dunia ini, tetapi mereka memiliki harta di sorga. Hasil yang mereka peroleh tersimpan di negeri yang lain, di dunia yang lain. Mereka tidak punya apa-apa pada diri mereka, tetapi memiliki segala sesuatu di dalam Kristus. betapa saling bertolak belakangnya kehidupan seorang Kristen, dan di tengah berbagai keadaan dan pandangan orang, terbentang jalan kita menuju sorga. Karena itu, kita harus waspada di dalam semuanya ini, agar dapat membuktikan diri kita di hadapan Allah.
SH: 2Kor 6:1-10 - Jangan sia-siakan anugerah Allah. (Jumat, 11 September 1998) Jangan sia-siakan anugerah Allah.
Injil adalah kabar baik bahwa Tuhan telah mengaruniakan keselamatan bagi manusia di dalam korban kematian Yesus. Or...
Jangan sia-siakan anugerah Allah.
Injil adalah kabar baik bahwa Tuhan telah mengaruniakan keselamatan bagi manusia di dalam korban kematian Yesus. Orang boleh saja percaya, mengerti, memahami, menghayati, bahkan menghafal bagian Alkitab. Namun semua itu belumlah cukup! Semua itu tidak ada artinya, bila kita tidak sungguh meresponi Yesus, yang kelak berakibat pada hidup yang mencerminkan atau menyaksikan bahwa dirinya telah dilepaskan dari dosa sesuai isi kabar baik itu sendiri (ayat 1). Hari ini, bila Anda belum meresponi Yesus, ambillah sikap itu!
Paradoks manusia Allah. Paulus adalah manusia Allah. Di satu pihak ia mengalami semua perasaan dan kepedihan manusiawi yang wajar ketika menerima berbagai masalah berat dalam penginjilan. Namun ia tidak hancur, sebaliknya membuktikan kredibilitas kehambaannya. Ia tahan (ayat 4-5), murni dan makin matang dalam berbagai kebajikan Kristen (ayat 6-8), bahkan sanggup menjadi sumber berkat untuk menguatkan dan memperkaya orang yang dilayaninya (ayat 9-10).
Renungkan: Para pelayan pendamaian, dirinya harus terus menerus mengalami pembaruan dari Allah dalam manusia rohaninya.
Doa: Perbarui kami senantiasa ya Tuhan oleh kuasa Injil-Mu. agar dunia tidak membentuk kami tetapi kami mempengaruhi dunia oleh InjilMu.
SH: 2Kor 6:1-10 - Hamba Tuhan sejati (Minggu, 10 Juni 2007) Hamba Tuhan sejati
Sebagai seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab, Paulus
menginginkan agar orang-orang yang dia layani membuat respons
...
Hamba Tuhan sejati
Sebagai seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab, Paulus menginginkan agar orang-orang yang dia layani membuat respons yang sepadan dengan Injil Yesus Kristus. Ia tidak mau bila anugerah Tuhan dijadikan sia-sia karena respons negatif orang terhadap Injil (1). Yang Paulus maksud adalah bahwa sikap jemaat yang mulai merendahkan Paulus karena pengaruh pengajar palsu, membuat mereka secara tidak langsung menolak Injil. Padahal waktu anugerah Allah atau kesempatan yang Allah berikan bagi orang untuk beriman dan bertobat menyambut Injil, tidak dapat dan tidak boleh diulur-ulur. Fakta bahwa Allah penuh dengan anugerah justru seharusnya mendorong orang untuk segera berespons dengan benar pada Allah.
Paulus menyadari bahwa faktor ketidaklayakan hamba Tuhan, bisa menjadi batu sandungan yang membuat orang yang dilayani menolak anugerah Allah. Paulus tidak termasuk hamba Tuhan palsu macam itu. Dengan keberanian yang luar biasa, ia mengklaim integritas dirinya sebagai hamba Tuhan. Mari kita perhatikan bukti integritas hamba Tuhan seperti keteladanan Paulus: Pertama, Paulus tidak pernah melakukan hal yang bisa membuat orang lain tersandung (3). Sebaliknya, sikap dan tindakannya selalu menunjukkan bahwa ia takut akan Tuhan. Kedua, sikap pada waktu harus menanggung kesulitan dan penderitaan (4-5). Ia tidak menggerutu dan tidak menghindari derita. Ia justru bersusah payah disertai disiplin rohani seperti berjaga-jaga dengan berdoa dan berpuasa. Ketiga, Paulus menjaga kemurnian, sabar, murah hati, dan tidak munafik (6). Ia juga mengandalkan penyertaan Roh Kudus dan senjata rohani (7). Keempat, semua kualitas rohani ini ada pada Paulus secara konsisten. Dalam segala keadaan, ia menjunjung kemuliaan Tuhan (8-10).
Standar semacam ini bukan hanya perlu ada dalam diri seorang rasul saja, tetapi berlaku bagi semua orang yang terlibat melayani Tuhan. Apa pun peran dan pelayanan Anda, berusahalah agar tidak menjadi batu sandungan!
SH: 2Kor 6:1-10 - Jangan sia-siakan (Kamis, 4 Juni 2015) Jangan sia-siakan
Sia-sia berarti tidak menghasilkan manfaat seperti yang telah direncanakan semula.
Lalu apa makna membuat kasih karunia Allah menj...
Jangan sia-siakan
Sia-sia berarti tidak menghasilkan manfaat seperti yang telah direncanakan semula.
Lalu apa makna membuat kasih karunia Allah menjadi sia-sia (1)? Artinya, menerima kasih karunia Allah, tetapi kemudian menghalangi bekerjanya kasih karunia itu di dalam kehidupannya.
Kasih karunia memang diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Namun bagaimana kita menerima kasih karunia itu akan menentukan seberapa efektifkah anugerah yang kita itu. Allah tidak menginginkan kita menerima anugerah-Nya dan kemudian bersikap pasif. Allah mengaruniakan anugerah-Nya, kita bekerja keras, dan karya Allah pun genap di dalam diri kita. Dengan mengutip Yesaya 49:8, Paulus ingin memperlihatkan kepada orang Korintus mengenai sesuatu yang penting. Allah memiliki hari keselamatan yang tidak akan bersifat abadi. Karena hari itu tidak bersifat kekal maka tidak ada waktu bagi orang Kristen untuk berleha-leha. Saatnya bekerja keras dan menjadi saksi-Nya, supaya pelayanan tidak menjadi bahan celaan bagi pihak lain (3). Bila pun kemudian Paulus harus menanggung begitu banyak penderitaan dan kesusahan, ia akan bersabar untuk menanggungnya (4-5). Bersabar bukan berarti berdiam diri secara pasif untuk menantikan apa yang akan terjadi. Bersabar berarti memiliki kecakapan dan ketahanan untuk menanggung segala sesuatu. Kesabaran itu akan membentuk orang menjadi tangguh. Itulah yang akan membuktikan bahwa seseorang adalah pelayan Allah sejati. Dan kita memang melihat bahwa Paulus tidak mengeluh atas semua yang dia alami itu.
Kasih karunia Allah itu pun telah tercurah atas kita secara cuma-cuma. Namun cuma-cuma bukan berarti untuk disia-siakan. Maka biarlah kasih karunia itu bekerja di dalam diri kita dan menghasilkan karakter Kristus melalui berbagai pencobaan, kesulitan, masalah, dan penderitaan yang kita alami. Bandingkanlah apa yang kita alami dengan apa yang harus ditanggung Paulus. Tentu belum ada apa-apanya. Namun jangan mudah menyerah, untuk kemudian mundur. Bergantunglah terus pada Allah. Berdoa minta hikmat dan kekuatan dari-Nya.
SH: 2Kor 6:1-10 - Dimampukan dalam Segala Hal (Selasa, 9 Juni 2020) Dimampukan dalam Segala Hal
Kehidupan orang yang percaya kepada Kristus adalah kehidupan yang berpengharapan. Mereka selalu dimampukan oleh Tuhan. Ke...
Dimampukan dalam Segala Hal
Kehidupan orang yang percaya kepada Kristus adalah kehidupan yang berpengharapan. Mereka selalu dimampukan oleh Tuhan. Ketika mengalami kekurangan, tidak akan ada kekhawatiran. Di dalam kondisi sulit pun, orang percaya yakin bahwa pertolongan akan datang. Pengharapan ini layak diperjuangkan karena orang percaya telah menerima anugerah Allah. Tuhan kita adalah Tuhan yang mendengar, menyelamatkan, dan menolong.
Penderitaan dan kepedihan di dalam penjara telah dialami Rasul Paulus sewaktu melayani jemaat-jemaat di Asia Kecil. Hal ini disaksikannya kepada jemaat Korintus. Berjaga-jaga, berpuasa, dan menjaga kemurnian hati adalah persiapan pribadi yang dilakukannya (4-6). Pengalaman dihormati atau dicela, dipuji atau tidak dikenal, nyaris mati atau masih hidup, bersukacita atau berdukacita memperkaya imannya kepada Kristus (7-10). Semangatnya tidak padam untuk tetap memberitakan Kabar Baik, yaitu kabar keselamatan dari Kristus. Bahkan, ketika mengalami penderitaan pun, ia mampu menguatkan orang-orang yang membaca surat-surat pastoralnya. Inilah gambaran dari seorang pelayan Allah.
Dalam kehidupan ini kita juga mengalami suka duka. Kita diuji dalam segala aspek untuk memurnikan iman kita, seperti dalam kehidupan pribadi, kesehatan, pekerjaan, dan bahkan keluarga kita. Di dalam pelayanan pun, kita mengalami ujian. Di sini kita perlu mencontoh Rasul Paulus yang tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, melainkan kuasa Tuhan. Ia adalah teladan iman yang baik bagi kita. Sebagai sesama pelayan Allah, kita juga harus menjadi contoh bagi orang-orang di sekitar kita, dengan memperlihatkan bagaimana Tuhan memampukan kita dalam mengatasi segala situasi.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak memberitakan kabar sukacita, karena orang-orang yang telah diperkenan Allah tentu diberi penyelamatan dan pertolongan. Mengakui status kita sebagai pelayan Allah dan menghidupinya dengan setia dalam segala kondisi kehidupan adalah kebahagiaan kita. [KFT]
Utley -> 2Kor 6:1-10
Utley: 2Kor 6:1-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Kor 6:1-101 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Alla...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Kor 6:1-10
1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. 2 Sebab Allah berfirman: "PADA WAKTU AKU BERKENAN, AKU AKAN MENDENGARKAN ENGKAU, DAN PADA HARI AKU MENYELAMATKAN, AKU AKAN MENOLONG ENGKAU." Sesungguhnya, waktu ini adalah WAKTU PERKENANAN ITU; sesungguhnya, hari ini adalah HARI PENYELAMATAN ITU. 3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, 5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; 7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
2Kor 6:1 "teman-teman sekerja" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Tidak ada OBYEK yang dikemukakan, tapi konteksnya berarti "dengan Allah" (lih. 2Kor 5:20; 1Kor 3:9). Paulus menggunakan istilah yang sama untuk menggambarkan rekan-pekerjanya di dalam Injil (lih. 2Kor 1:24; 8:23; 1Kor 16:16; Rom 16:3,9,21), tapi di sini konteksnya sangat menyiratkan Allah. Betapa merupakan pemikiran yang mengagumkan bahwa orang percaya adalah rekan-sekerja untuk Allah (lih. 1Kor 3:5-9).
□ "kami menasihatkan kamu" Paulus menggunakan KATA KERJA yang sama ini dalam 2Kor 5:20. Lihat catatan lengkap di 2Kor 1:4-11.
□ "supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah" INFINITIVE nya adalah berbentuk AORIST, yang menunjuk pada orang percaya di Korintus yang menerima Kristus. Tetapi kata "sia-sia" ini menunjuk pada tujuan keselamatan, yang berbuah-buah bagi Kerajaan, bukan sekedar keselamatan pribadi. Paulus sering menggunakan istilah ini untuk menyatakan pelayanan Kerajaan yang diharapkan ini (lih. 1Kor 15:10,14,58; Gal 2:2; Fili 2:16; 2Tes 2:1; 3:5). Konsep ini berparalel dengan penggunaan Paulus akan kata "berjalan" dalam Efesus (lih. 2Kor 4:1,17; 5:2,15).
2Kor 6:2 "Allah berfirman" Paulus mengutip suatu bagian PL yang berkaitan dengan Israel, tetapi dengan penggunaan PRESENT ACTIVE INDICATIVE ini (yaitu, berfirman), ia menunjukkan bahwa janji tersebut relevan untuk semua zaman dan semua bangsa. Paulus menggunakan kutipan ini sebagai permintaan langsung dari Allah kepada jemaat Korintus. Kitab Suci adalah aktual dan relevan!
□ "Pada waktu Aku berkenan" Ini adalah kutipan dari Septuaginta dari Yes 49:8 (yaitu, salah satu puisi / lagu Hamba), yang berkaitan dengan Tuhan yang menyambut dan memperlengkapi (1) Mesias dan (2) sebuah
komunitas Mesianik. Sering ada ketegangan dalam Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53 antara kebersamaan (yaitu, bangsa Israel) dan Raja Israel yang ideal (yaitu, Mesias).
□ "waktu Aku berkenan… waktu perkenanan"Yang pertama adalah kutipan dari Septuaginta dari Yes 49:8, menggunakan dektos, tetapi Paulus menggunakan bentuk yang lebih intensif (yaitu, eurosdektos, lih. Rom 15:16) ketika ia memberlakukan nubuatan ini pada situasi Korintus (lih. ay. 2Kor 6:2b). Mesias telah datang dan sekarang undangan untuk bisa sepenuhnya diterima oleh Allah telah datang kepada mereka. Mereka harus memanfaatkan waktu ini. Mereka harus menjadi komunitas Mesianik eskatologis.
Hari keselamatan seseorang adalah suatu kejadian luar biasa dan mengagumkan, tetapi seringkali disertai dengan penganiayaan dan kesulitan (lih. 2Kor 6:4-10).
- NASB, NKJV "Lihatlah"
- NRSV "lihat"
- TEV "Dengarlah"
- NJB "Sesungguhnya"
Ini adalah PARTICLE Yunani idou, yang berfungsi untuk menarik perhatikan kepada suatu pernyataan kebenaran. Paulus sering menggunakannya dalam II Korintus (lih. 2Kor 5:17; 6:2,9; 7:11; 12:14).
□ "hari ini adalah hari penyelamatan itu" Kalimat terakhir dalam ay. 2Kor 6:2 adalah komentar Paulus pada kutipan dari Yesaya. Hal ini dapat merujuk baik pada undangan individu untuk menanggapi Injil, atau juga pada kehidupan pelayanan kepada kerajaan Mesianik.
2Kor 6:3 " tidak memberi sebab orang tersandung," Ini adalah sebuah DOUBLE NEGATIVE yang kuat dalam bahasa Yunani. Paulus telah bertekad, baik dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya, untuk tidak menempatkan hambatan antara dirinya dan para pendengar Injil (lih. 1Kor 9:19-23). Ia menggunakan hidupnya untuk mencapai dua hal: (1) memberi mereka model untuk diikuti dalam pelayanan mereka dan (2) menangkal tuduhan guru-guru palsu (lih. 2Kor 11:12).
Satu-satunya "batu sandungan" itu hanyalah Kristus sendiri (lih. 1Kor 1:18-25). Injil ditolak oleh
- 1. orang-orang Yahudi karena seorang Mesias yang menderita
- 2. orang-orang bukan Yahudi karena suatu kebangkitan tubuh
- 3. guru-guru palsu Korintus karena kurang retorisnya presentasi Paulus
Karena pembutaan setan (lih. 2Kor 4:4) dan ketegangan dari berita Injil itu sendiri, Paulus tidak ingin melakukan apa pun yang bisa menyebabkan orang untuk menolak khotbahnya (lih. 1Kor 9:19-23,24-27) .
- NASB, "sehingga pelayanan tidak akan didiskreditkan"
- NKJV "supaya pelayanan kami jangan sampai dicela"
- NRSV "sehingga tidak ada kesalahan dapat ditemukan dengan pelayanan kami"
- TEV "Kami tidak ingin ada orang yang menemukan kesalahan dengan pekerjaan kami"
- NJB "sehingga tidak ada penyalahan dapat terlampirkan pada pekerjaan pelayanan kami"
Istilah "kami" (lih. NKJV, NRSV, TEV, NJB) tidak ada dalam teks Yunani, yang hanya memiliki DEFINITE ARTICLE, "pelayanan tersebut." Ayat ini berhubungan secara teologis dengan 1Tim 3:2-10, yang menyatakan bahwa pelayan-pelayan harus tidak memiliki pegangan untuk kritik. Orang-orang percaya hidup dan melayani untuk kemajuan Kerajaan Mesianik, bukan kebesaran pribadi atau agenda pribadi (lih. 1Kor 9:12). Lihat Topik Khusus: Kepemimpinan Hamba di 1Kor 4:1.
2Kor 6:4-7 Ini adalah serangkaian istilah yang diperkenalkan oleh KATA DEPAN Yunani en. Ini diulangi delapan belas kali untuk penekanan. Ada beberapa daftar dalam tulisan-tulisan Paulus tentang masalah yang ia hadapi (lih. 1Kor 4:9-13; 2Kor 7:5; 11:23-29). Dia menyebutkan ya untuk memotivasi umat beriman dan mendepresiasikan klaim guru-guru palsu. Lihat Topik Khusus: kejahatan dan kebajikan PB di 1Kor 5:9.
FRASA-FRASA YUNANI DENGAN EN
NASB |
NKJV |
NRSV |
TEV |
NJB |
|
ay. 4, hupomonē |
banyak ketahanan |
banyak kesabaran |
ketahanan besar |
bertahan dengan sabar |
ketekunan yang tegas |
ay. 4, thliphis |
penderitaan |
aniaya |
penderitaan |
kesulitan |
kesukaran |
ay. 4, anagkē |
kesukaran |
kebutuhan |
kesukaran |
kesukaran |
kesulitan |
ay. 4, stenochōria |
kesengsaraan |
kesengsaraan |
bencana |
kesulitan |
kesengsaraan |
ay. 5, plēgē |
pemukulan |
bilur-bilur |
pemukulan |
dipukuli |
didera |
ay. 5, phulakē |
pemenjaraan |
pemenjaraan |
pemenjaraan |
dipenjara |
dipenjarakan |
ay. 5, akatastasia |
kekacauan |
kekacauan |
huru-hara |
dikeroyok |
dikeroyok |
ay. 5, kopos |
bekerja |
bekerja |
bekerja |
kewalahan |
mengerjakan |
ay. 5, agrupnia |
ketidaktiduran |
ketidaktiduran |
malam tidak tidur |
tanpa tidur |
tidaktidur |
ay. 5, nēsteia |
lapar |
berpuasa |
lapar |
tanpa makanan |
sangat lapar |
ay. 6, hagnotēs |
kemurnian |
kemurnian |
kemurnian |
kemurnian |
kemurnian |
ay. 6, gnōsis |
pengetahuan |
pengetahuan |
pengetahuan |
pengetahuan |
pengetahuan |
ay. 6, makrothumia |
kesabaran |
panjang sabar |
kesabaran |
kesabaran |
kesabaran |
ay. 6, chrēstotēs |
kebaikan |
kebaikan |
kebaikan |
kebaikan |
kebaikan |
ay. 6, pneumati hagiō |
Roh Kudus |
Roh Kudus |
Kekudusan Roh |
Roh Kudus |
Roh Kudus |
ay. 6, agatiē anuplkritō |
kasih sejati |
kasih yang sungguh |
kasih sejati |
kasih yang benar |
kasih yang bebas dari kepura-puraan |
ay. 7, logō aletheias |
pemberitaan kebenaran |
pemberitaan kebenaran |
pembicaraan yang benar |
berita kebenaran |
pemberitaan kebenaran |
ay. 7, dunamei theou |
kuasa Allah |
kuasa Allah |
kuasa Allah |
kuasa Allah |
kuasa Allah |
2Kor 6:4 "Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah," Ini adalah masalahnya. Ini adalah rujukan dari frase "sia-sia" dari ay. 2Kor 6:1. Paulus menegaskan prioritas dari pelayanan Kerajaan. Semua orang percaya adalah pelayan (lih. Ef 4:12) yang dikaruniai (lih. 1Kor 12:7,11). Injil memiliki fokus baik kepada individu (yaitu, keselamatan pribadi) dan fokus kebersamaan (yaitu, proklamasi Injil dan pelayanan Injil, lih. 1Kor 12:7). Lihat Topik Khusus: Kepemimpinan Hamba di 1Kor 4:1.
2Kor 6:6 "dalam kemurnian" Ini bisa menunjuk pada (1) akar makna dari istilah ini, ketunggalan tujuan atau (2) moral, gaya hidup etis Paulus.
□ "dalam… kesabaran" Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada kesabaran dengan orang-orang, namun demikian, ini juga digunakan dalam PB untuk merujuk kepada karakter Allah (lih. Rom 2:4; 9:22; 2Pet 3:9,15).
□ "dalam… kemurahan hati" Istilah ini sering diterjemahkan sebagai "manisnya roh." Ini adalah sikap bahwa seseorang akan lebih tersakiti daripada menyakiti orang lain, lebih membuat orang lain merasa diterima daripada merasa diterima sendiri.
□ "dalam Roh Kudus" Alkitab berbahasa Inggris Baru menerjemahkannya sebagai "karunia-karunia Roh Kudus." Komentari Alkitab Jerome memiliki "dalam roh kudus" (hal. 282). Alasan bahwa mereka mengubah terjemahan ini adalah bahwa bahwa tidaklah biasa bagi Paulus untuk menyebutkan pribadi Roh Kudus di tengah- tengah serangkaian kata-kata deskriptif. Saya setuju bahwa ini merujuk pada roh kekudusan pribadi Paulus yang dihasilkan oleh Roh Kudus, namun demikian, seseorang tidak boleh bersifat dogmatis tentang hal ini karena Rom 9:1; 14:17; 15:16; 1Kor 12:3; 1Tes 1:5.
□ "kasih yang tidak munafik" Frasa yang sama ini digunakan dalam Rom 12:9. Paulus menggunakan KATA SIFAT yang sama untuk menjelaskan iman dalam 1Tim 1:5 dan 2Tim 1:5. Petrus menggunakan KATA SIFAT yang sama dengan suatu SINONIM dari agapē, philadelphia dalam 1Pet 1:22.
2Kor 6:7 "dalam pemberitaan kebenaran" Haruslah diingat bahwa latar belakang Ibrani untuk istilah ini adalah bukan "kebenaran lawan kepalsuan," tetapi "kesetiaan dan keterpercayaan," seperti dalam hubungan interpersonal (lih. I Yoh 8:32; 14:6). Lihat Topik Khusus: "Kebenaran" dalam Tulisan-tulisan Paulus di 2Kor 13:8.
Frasa-frasa Yunani yang Diawali dengan dia
|
NASB |
NKJV |
NRSV |
TEV |
NJB |
NIV |
ay. 7, hoplōntēs dikaiosunēs |
senjata kebenaran |
persenjataan kebenaran |
senjata kebenaran |
kebenaran sebagai senjata kita |
senjata kejujuran |
senjata kebenaran |
ay. 8, dozēs kai atimias |
kemuliaan dan hinaan |
kemuliaan dan hinaan |
kemuliaan dan hinaan |
dimuliakan dan dihina |
saat kemuliaan dan saat hinaan |
kemuliaan dan hinaan |
ay. 8, dusphēmias kai euphēmias |
laporan jahat dan laporan baik |
laporan jahat dan laporan baik |
laporan menyakitkan dan pujian |
reputasi buruk dan reputasi baik |
penyalahan dan pujian |
laporan buruk dan laporan baik |
□ "senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela" Ini merujuk pada ketentuan- ketentuan Allah untuk perang rohani kita di dunia (lih. 2Kor 2:11; Rom 6:13; Ef 2:2; 4:14,27; 6:10-18; 1Pet 5:8). Ada kemungkinan bahwa tangan kanan mengacu pada senjata ofensif dan tangan kiri mengacu pada senjata defensif. Lihat Topik Khusus: Kebenaran di 1Kor 1:30.
2Kor 6:8 "dihina" Istilah ini digunakan untuk penduduk yang kehilangan hak-hak kewarganegaraannya.
Frasa-frasa Yunani yang Diawali dengan hōs
|
NASB |
NKJV |
NRSV |
TEV |
NJB |
v. 8, planoi kai alētheis |
sebagai penipu namun benar |
sebagai penipu namun benar |
sebagai penipu piawai namun benar |
sebagai pembohong namun berbicara benar |
sebagai penipu piawai namun tulus |
v. 9, agnooumenoi kai epigninōskomenoi |
sebagai yang tak dikenal namun terkenal |
sebagai yang tak dikenal namun terkenal |
sebagai yang tak dikenal namun terkenal |
sebagai yang tak dikenal namun dikenal oleh semua |
sebagai yang tak dikenal namun diketahui |
v. 9, apothnēskontes kai idou zōmen |
sekarat namun kita hidup |
sekarat namun kita hidup |
sekarat namun kita hidup |
sekarat namun kita hidup |
sekarat namun kita hidup |
v. 9, paideuomenoi kai mē thanatoumenoi |
terhukum namun tidak dibunuh |
diganjar namun tidak dibunuh |
terhukum namun tidak dibunuh |
meski dihukum namun tidak dibunuh |
terhukum namun tidak dibunuh |
v. 10, lupoumenoi aei de chairontes |
menderita namun selalu bersukacita |
menderita namun selalu bersukacita |
menderita namun selalu bersukacita |
meski sedih namun kita selalu gembira |
sakit namun selalu penuh sukacita |
v. 10, ptōchoi pollous de ploutizontes |
miskin namun memperkaya banyak orang |
miskin namun memperkaya banyak orang |
miskin namun memperkaya banyak orang |
kita tampak miskin namun memperkaya banyak orang |
miskin namun memperkaya banyak orang |
v. 10, mēden echontes kai panta katechontes |
tak punya apa-apa namun memiliki segalanya |
tak punya apa-apa namun memiliki segalanya |
tak punya apa-apa namun memiliki segalanya |
kita tampaknya tak punya apa-apa namun memiliki segalanya |
tak punya apa-apa namun memiliki segalanya |
2Kor 6:8-9 "namun... namun" Naskah Yunani ini memiliki kata kai, yang biasanya berarti "dan," tetapi dalam beberapa naskah dapat berarti "namun" (lih. Yoh 20:29). Ingat kontekslah yang menentukan makna, bukan sebuah kamus.
2Kor 6:10 "berdukacita, namun senantiasa bersukacita" (lih. Rom 5:3-5; Fili 2:17-18; 3:1; 4:4; 1Tes 5:16)
□ "Sekalipun kami memiliki segala sesuatu" Rangkaian paradoks ini sepertinya mengkontraskan perspektif dunia dan perspektif Tuhan. Orang percaya adalah ahli waris dari segala sesuatu melalui Kristus (lih. Rom 8:17,32; 1Kor 3:21).
Topik Teologia -> 2Kor 6:3
Topik Teologia: 2Kor 6:3 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengasihi Allah
Ilustrasi Mengenai Kasih
Kasih Bagi Allah
Paulus Mengasih...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mengasihi Allah
- Ilustrasi Mengenai Kasih
- Kasih Bagi Allah
- Paulus Mengasihi Allah
- Gereja
- Kesusahan
- Kualifikasi Pemimpin
- Ima 10:3-11 Ima 21:5-6 Yos 1:8 1Sa 2:35 2Ta 6:41 Ezr 7:10 Yes 52:11 Yer 1:7-8 Yer 3:14-15 Yer 20:8-9 Mal 2:6-7 Mat 10:16-25 Mat 20:25-28 Mat 23:8-11 Luk 12:42-44 Luk 24:49 Yoh 10:2-5,11-16 Yoh 13:13-17 Yoh 17:15-20 Kis 4:8,31 Rom 2:21-23 1Ko 2:2 1Ko 3:5-9 1Ko 4:1-2,10-13 1Ko 9:16-23 2Ko 2:15-17 2Ko 4:1-11 2Ko 6:3-10 Gal 6:17 1Te 2:3-12 1Ti 6:11-14 2Ti 1:13-14 2Ti 2:1-7,15,20-26 2Ti 3:14 Tit 2:1,7-8 Yak 3:13 1Pe 4:10-11
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kirim...
Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dalam jemaat (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1KORINTUS" 08185).
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah sebagai berikut:
- (1) Setelah beberapa kali berhubungan dan surat-menyurat yang awal di antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1Kor 1:11; 1Kor 5:9; 1Kor 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56).
- (2) Berikut, Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan ini di antara 1 dan 2 Korintus (bd. 2Kor 13:1-2) merupakan suatu kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2Kor 2:1-2).
- (3) Setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.
- (4) Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
- (5) Segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (2Kor 13:1), dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan (bd. Kis 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.
- (1) Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
- (2) Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
- (3) Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.
Survai
Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama.
- (1) Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2Kor 1:1--7:16), Paulus mulai dengan mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana perjalanannya. Dalam 2Kor 3:1--6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling luas dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia menekankan pentingnya pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11--7:1) dan mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar dari Titus tentang pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).
- (2) Di pasal 8, 9; (2Kor 8:1-24 dan 2Kor 9:1-15), Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah menyumbangkan persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di Yerusalem.
- (3) Pada pasal 10, 13; (2Kor 10:1--13:13), nada surat berubah. Di sini Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB (2Kor 13:14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini:
- (1) Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
- (2) Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.
- (3) Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (2Kor 1:3-11; 2Kor 4:7-18; 2Kor 6:3-10; 2Kor 11:23-30; 2Kor 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (pasal 8-9; 2Kor 8:1--9:15).
- (4) Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.
Full Life: 2 Korintus (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Kor 1:1-11)
I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia
(2Kor 1:12-7:16)
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Kor 1:1-11) - I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia
(2Kor 1:12-7:16) - A. Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan
(Berpendirian Tidak Tetap)
(2Kor 1:12-22) - B. Penjelasan Mengenai Perubahan Rencana Perjalanannya
(2Kor 1:23-2:17) - C. Penjelasan Mengenai Sifat Pelayanannya
(2Kor 3:1-6:10) - 1. Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru
(2Kor 3:1-18) - 2. Pelayanan yang Terbuka dan Dalam Kebenaran
(2Kor 4:1-6) - 3. Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi
(2Kor 4:7-5:10) - 4. Pelayanan Dalam Penyerahan yang Penuh Belas Kasihan
(2Kor 5:11-6:10) - D. Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat yang Penuh Kasih Sayang bagi
Orang Korintus
(2Kor 6:11-7:16) - II. Pengumpulan Uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan
Bantuan
(2Kor 8:1-9:15) - A. Sifat Kemurahan Hati Kristen
(2Kor 8:1-15) - B. Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu
(2Kor 8:16-24) - C. Imbauan untuk Tanggapan yang Segera
(2Kor 9:1-5) - D. Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati
(2Kor 9:6-15) - III.Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan
(2Kor 10:1-13:10) - A. Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan
(2Kor 10:1-18) - B. Keengganan Paulus untuk Membela Kerasulannya
(2Kor 11:1-12:18) - 1. Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri
(2Kor 11:1-15) - 2. Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut
Yudaisme (2Kor 11:16-12:10) - 3. Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya
(2Kor 12:11-18) - C. Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan
(2Kor 12:19-13:10) - 1. Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus
(2Kor 12:19-21) - 2. Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh
(2Kor 13:1-10) - Penutup
(2Kor 13:11-14)
Matthew Henry: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab)
Dalam suratnya yang terdahulu, Rasul Paulus sudah menyampaikan niatnya untuk datang ke Korintus, sesudah ia melintasi Makedonia (1Kor. 16:5). Akan ...
- Dalam suratnya yang terdahulu, Rasul Paulus sudah menyampaikan niatnya untuk datang ke Korintus, sesudah ia melintasi Makedonia (1Kor. 16:5). Akan tetapi, karena terhalang selama beberapa waktu oleh campur tangan ilahi, ia menulis surat yang kedua ini kepada mereka sekitar satu tahun setelah surat yang pertama. Dan tampaknya ini terjadi karena ada dua kejadian yang mendesak ini:
- 1. Ada orang yang terlibat hubungan intim dengan sesama anggota keluarga, yang sedang dikecam oleh jemaat, dan masalah itu menuntut bahwa ia harus segera dipulihkan dan diterima kembali ke dalam persekutuan jemaat. Oleh sebab itu, Rasul Paulus memberikan petunjuk-petunjuk mengenai hal ini kepada jemaat di Korintus (pasal 2). Dan setelah itu (pasal 7) ia menyatakan kepuasan hatinya ketika menerima kabar tentang perilaku jemaat yang baik dalam masalah itu.
- 2. Pada waktu itu sedang diadakan penggalangan dana untuk orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem, dan ia menganjurkan supaya jemaat Korintus ikut menyumbang (pasal 8-9).
- Ada berbagai hal lain juga yang sangat dapat diamati dalam surat ini, misalnya,
- I. Penjelasan yang diberikan Rasul Paulus tentang pekerjaan dan keberhasilannya dalam memberitakan Injil di sejumlah tempat (pasal 2).
- II. Perbandingan yang dibuatnya antara masa pengaturan (dispensasi) Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (pasal 3).
- III. Banyaknya penderitaan yang dihadapi oleh dia dan sesama rekan kerjanya, dan alasan-alasan serta dorongan-dorongan supaya jemaat bertekun dan bersabar (pasal 4-5).
- IV. Peringatan yang diberikannya kepada jemaat Korintus supaya tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak percaya (pasal 6).
- V. Cara ia membela dirinya sendiri dan tugas kerasulannya terhadap sindiran-sindiran dan tuduhan-tuduhan keji dari para pengajar palsu, yang berusaha merusak nama baiknya di Korintus (pasal 10-12, dan di seluruh surat ini).
Jerusalem: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT KORINTUS
KATA PENGANTAR
Surat kedua kepada umat Korintus ditulis Paulus kira-kira dua tahun kemudian
dari jang pe...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT KORINTUS
KATA PENGANTAR
Surat kedua kepada umat Korintus ditulis Paulus kira-kira dua tahun kemudian dari jang pertama.
Adapun surat pertama itu nampaknja tjukup berhasil. Apa jang dihardik dan diputuskan didalamnja oleh Paulus, njata telah diindahkan dan tak usah disinggung lagi. Tetapi sepandjang dua tahun itu telah timbul kesulitan- kesulitan lain, jang tak kurang membahajakan.
Ada saudara-saudara tertentu, rupanja saudara-saudara Jahudi dari Jerusalem, jang datang di Korintus dan tidak sedikit mengatjaukan dan merisaukan umat disitu dengan adjarannja dan sikapnja terhadap Paulus. Mereka mengandjurkan diri sebagai pengadjar-pengadjar resmi jang dapat menundjukkan surat-surat kepertjajaan, dan sebab itu dengan rela diterima. Mereka dengan tegas menjanggah dan menentang adjaran-adjaran Paulus. Tentu sadja chususnja sebab Paulus mengadjar dan menegaskan dimana-mana, bahwa segala orang beriman dalam Kristus bebas dari hukum taurat dan adat-istiadat agama Jahudi, lagi bahwa sunat tidak dapat diwadjibkan, malah sama sekali tak ada gunanja lagi. Mereka menandaskan, bahwa Paulus bukan rasul sedjati, sebab ia tak pernah mendjadi murid Jesus jang tetap mengikutinja, malah tak pernah melihat dan mendengarnja. Dengan tak henti- hentinja mereka memfitnah Paulus dan berkata babwa ia tidak djudjur, gila hormat dan samar-samar mentjari keuntunganja sendiri. Akibat segalanja itu: orang mulai mentjurigai Paulus, sikap mereka terhadap Paulus mendingin, kewibawaan Paulus disangsikan dan dilanggari.
Hal-hal itu diberitakan kepada Paulus. Berdasarkan II Kor. 1:25-2:1 lagi
13:1-2 dapat diduga, bahwa Paulus sendiri pergi mengundjungi Korintus, tetapi
tidak tinggal lama, lalu pulang dengan sedih dan ketjewa. Kemudian ditulisnja
seputjuk surat. Hal itu tjukup terang dari utjapan-utjapannja dalam
Kedjadian-kedjadian atau keadaan manakah mendjadi alasan kemasjgulan itu memang terang bagi oraug Korintus, tetapi tidak bagi kita, sebab dalam 11 Kor. ini hanja disinggung. Rupanja seorang terkemuka dan amat berpengaruh, barangkali seorang wakil Paulus atau pernimpin resmi, telah bersikap durhaka atau memberontak terhadap Paulus atau terhadap peraturan-peraturannja.
Kemudian setelah menulis surat itu Paulus mengutus Titus kepada mereka untuk memulihkan keadaan dan suasana disitu, lalu mendapathan Paulus pada perdjalanannja ke Masedonia dan memberi laporan.
Sementara itu Paulus meninggalkan Efesus dan pergi mengundjungi Troas dan Masedonia. Di Masedonia Titus menemuinja. Kabar jang dibawanja sangat melegakan hati Paulus. Orang jang bersalah itu telah dihukum oleh umat. Sikap umat terhadap Paulus telah terpulih sampai memuaskan. Hanja penentang-penentang Paulus masih ada dan pengaruh mereka belum lenjap. Segera Paulus menulis seputjuk surat lagi, ialah jang dengan resmi dinamakan surat kedua Rasul Paulus kepada umat Korintus, jang sedang kita bahas. Isi, susunan dan suasana surat ini lain sekali dari jang pertama. Disini bukan uraian-uraian pandjang lebar, djelas dan agak terang melainkan ketjuali bab 7-9 pembelaan diri sangat berapi-api. Bukan untuk kepentingan dirinja, melainkan semata-mata karena tjinta akan kenebaran Indjil dan keselamatan umat. Disini djuga tak lain dari tjinta Kristus jang mendorongnja. Tudjuannja melulu mau menginsjafkan umat akan bahaja-babaja jang mengantjam mereka. Hal itu harus tetap kita perhatikan dalam membatja surat ini. Mungkin kadang-h-adang terasa berbau pudji diri, tetapi sebenarnja diauh dari itu; ia banja mau mejakinkan umatnja tentang kewibawaannja jang datang dari Kristus dan alian kedjudjurannja dalam melakukan tugasnia. Diangan sampai umat didjauhkan dari padanja sebab lial itu berarti mereka didjauhkan dari kebenaran Indjil dan dari Kristus.
Djika ada satu surat jang harus ditindjau dari sudut paham eksistensialis maka tentu surat ini. Dan hanja demikian dapat dinikmati benar-benar. Diangan kita mau mentjari didalamnja suatu garis logika. Selurubnja ketjuali bab 7-9 merupakan satu arus tjetusan-tjetusan hati jang tjemas dan gelisah karena bahaja-bahaja jang sedang mengantjam keselamatan umat. Djangan Pula kita mau menjelidiki dan menimbang-nimbang tiap-tiap kata dan ungkapan-ungkapan, tetapi tjoba merasa didalamnja kebesaran djiwa Paulus, jang mahaluhur itu, meluap dengan tjinta kepada Allah dan Kristus, Indjil dan umat. Hendaknja kita dalam membatja surat ini didjiwai olehnja.
BIS: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI KORINTUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang
sulit dalam hub
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI KORINTUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat itu. Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu.
Isi
- Pendahuluan
2Kor 1:1-11 - Paulus dan jemaat di Korintus
2Kor 1:12-7:16 - Sumbangan untuk orang-orang Kristen di Yudea
2Kor 8:1-9:15 - Pembelaan Paulus mengenai kekuasaannya sebagai rasul
2Kor 10:1-13:10 - Penutup
2Kor 13:11-14
Ajaran: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti dan mengetahui wewenang dan kewibawaan
kerasulan Rasul Paulus, dan perbedaan hal-hal, rohani dan duniawi.
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti dan mengetahui wewenang dan kewibawaan kerasulan Rasul Paulus, dan perbedaan hal-hal, rohani dan duniawi.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 60 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen (Jemaat) di kota Korintus. (Dan juga semua orang Kristen di dunia).
Isi Kitab: Kitab II Korintus terbagi atas 13 pasal. Kitab ini merupakan kelanjutan dari Kitab I Korintus. Di dalamnya kita dapat melihat kemurnian pelayanan Paulus sebagai Rasul Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Korintus
Pasal 1-5 (2Kor 1:1-5:21).
Pembelaan Rasul Paulus atas kerasulannya
Bagian ini berisi pembelaan Rasul Paulus tentang ketulusan hatinya dalam melayani Tuhan Yesus, serta membuktikan kerasulannya dan wewenangnya sebagai Rasul Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 1:12. _Tanyakan_: Bagaimanakah hati Rasul Paulus dalam melayani? Dan bagaimanakah pula ketulusan hati Saudara?
- Bacalah pasal 2Kor 4:1-5. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap Rasul Paulus tentan Firman Allah yang diberitakannya? Dan bagaimanakah dengan saudara? Apakah yang diterima oleh orang-orang yang tida mau menerima Injil? Apakah isi pemberitaan dari pelayanan Paulus?
Pasal 6-9 (2Kor 6:1-9:15).
Pengajaran tentang hal-hal rohani dan duniawi
Pada bagian ini, Rasul Paulus memberikan peringatan-peringatan mengenai campuran hal-hal rohani dengan yang duniawi.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 7:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah perintah Allah mengenai pencemaran jasmani dan rohani?
- Bacalah pasal 2Kor 9:7-12. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap yang benar dalam memberikan persembahan? Apakah artinya memberikan persembahan? Apakah hasil memberikan persembahan?
Pasal 10-13 (2Kor 10:1-13:14).
Pengajaran tentang pembelaan Rasul Paulus terhadap tuduhan-tuduhan yang disampaikan kepadanya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus kembali membela dirinya atas tuduhan- tuduhan yang ditujukan kepada dirinya.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 11:31. _Tanyakan_: Siapakah yang mengetahui ketulusan hati Rasul Paulus? Apakah ada hal-hal/dosa yang saudara sembunyikan dari Allah?
- Bacalah pasal 2Kor 13:7. _Tanyakan_: Apakah yang didoakan Rasul Paulus untuk jemaat?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab II Korintus jelaslah bahwa Paulus adalah Rasul Tuhan Yesus yang sah. Sebab yang memilih dia menjadi Rasul adalah Tuhan Yesus, dan mengenai hal itu ia tidak berdusta. Rasul Paulus juga dalam memberitakan Injil tidak memberitakan dirinya atau mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Korintus?
- Apakah pengajaran utama dalam Kitab II Korintus?
- Bagaimanakah sikap Paulus di dalam pelayanan Firman Allah?
- Apakah yang dituduhkan kepada Rasul Paulus?
Intisari: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) Sejarah sedih tentang suatu pemberontakan singkat
KISAH DI BALIK SURAT INI. Untuk memahami surat ini perlu kita ketahui kisah yang ada di baliknya. P
Sejarah sedih tentang suatu pemberontakan singkat
KISAH DI BALIK SURAT INI.
Untuk memahami surat ini perlu kita ketahui kisah yang ada di baliknya. Pauluslah yang memulai gereja di Korintus (Kis 18:1-17). Paulus menegaskan bahwa ia adalah seorang rasul (1Kor 9:1, perhatikanlah kata-kata pembukaan dalam suratnya yang kedua). Tetapi, rasul-rasul palsu (2Kor 11:12-15) masuk ke Korintus. Rasul-rasul 'super' ini (2Kor 11:5) mengajarkan injil yang berbeda (2Kor 11:12-15) dan menentang wewenang Paulus. Timbullah kekacauan. Nasihat Paulus dalam I Korintus diabaikan. Kemudian Paulus mengadakan kunjungan yang mendukakan ke Korintus (2Kor 2:1). Rupa-rupanya' rasul-rasul yang tak ada taranya' ini hanya menertawakan dia (2Kor 10:10). Paulus meninggalkan Korintus dan kemudian mengirim, Titus ke gereja itu dengan surat yang bernada keras isinya (2Kor 7:5-13). Dan jemaat di Korintus bertobat. Titus membawa berita yang sangat menyenangkan ini kepada Paulus (2Kor 7:6, 7). Surat ini merupakan penjelasan yang menyambung sejarah sedih dari pertikaian yang terjadi.
KAPAN SURAT INI DITULIS.
Kita tahu bahwa Paulus sedang berada di Korintus ketika Galio menjadi gubernur di Akhaya (Kis 18:12) pada tahun 51 atau 52 M. Oleh karena itu, suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus tentu ditulis sekitar tahun 55 M dan suratnya yang kedua kurang lebih setahun kemudian.
JEMAAT KORINTUS DAN TITUS.
Titus sangat dikasihi oleh Paulus (2Ko 2:13; 8:23) dan namanya disebut sembilan kali dalam surat ini. Ia adalah pembawa surat Paulus yang 'keras' itu ke Korintus. Ia turut merasakan keprihatinan Paulus tentang situasi di Korintus, dan kelegaan Paulus ketika jemaat di Korintus bertobat (7:13). Kemudian, ia dikirim kembali ke Korintus untuk membawa surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus dan untuk menuntaskan pengaturan pengumpulan pemberian bagi orang miskin di Yerusalem (2Ko 8:6).
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Maksud utama surat ini adalah untuk memberitahu jemaat Korintus betapa besar arti perubahan pikiran mereka bagi Paulus. Surat ini juga untuk memperingatkan mereka agar tidak berlaku terlalu keras terhadap orang-orang yang telah menyerangnya (2Ko 2:5-11). Ketiga, Paulus ingin mengulang kembali pengajaran yang telah diberikannya dalam suratnya yang pertama (2Ko 6:14, bandingkan dengan 1Kor 6:15-20). Alasan yang keempat adalah mengenai' para rasul yang tidak ada taranya' yang tidak mau bertobat, yang pada kenyataannya adalah guru-guru palsu dengan injil yang berbeda (2Ko 11:1-6). Kelima, Paulus ingin mengingatkan mereka tentang rencana pengumpulan pemberian untuk membantu orang miskin di Yerusalem. HaI ini juga telah dibicarakannya dalam suratnya yang pertama (1Kor 16: 1-3) dan sekarang ia ingin supaya mereka mengirimkan uang itu melalui Titus (2Ko 9:1-5).
Pesan
Ada dua pokok penting yang dibahas di sini:1. Hak istimewa dan penderitaan.
Kepemimpinan Kristen seperti yang dilakukan Paulus akan selalu menimbulkan
kesengsaraan, salah pengertian, penderitaan di samping semangat dan sukacita.
Paulus memaparkan tentang penderitaan dalam tujuh pasal yang terpisah dalam
surat ini:
o Hampir putus asa ketika jemaat Korintus menolak dia. 2Ko 1:8-11
o Penderitaan mental saat Paulus menantikan jawaban atas suratnya.2Ko 2:12-17
o Keletihan fisik yang disebabkan oleh konflik batin. 2Ko 4:16-18
o Kesengsaraan karena pertikaian yang tak habis-habisnya dalam membela nama Yesus. 2Ko 6:3-10
o 'Pertengkaran dari luar dan ketakutan dari dalam'. 2Ko 7:5-8
o Kepedihan karena tidak dimengerti dan dituduh dengan tuduhan palsu. 2Ko 11:1-10
o Bermacam-macam penderitaan dari pengabar Injil. 2Ko 11:21-29
2. Kemuliaan (pasal 3-5)
Paulus membuka topik ini dengan menunjuk kepada 'surat pujian' yang ditulis oleh
gereja-gereja untuk memuji jemaat mereka terhadap gereja-gereja lain. Kemudian ia
berbicara mengenai 'surat' Allah yang memberikan pujian bukan di atas sehelai
kertas, melainkan dalam kehidupan (loh hati) pelayan-pelayan-Nya yang sejati.
Ini membawanya kepada Perjanjian Lama yang mengisahkan tentang tulisan Allah di
atas loh batu. Sekarang marilah kita lihat bagaimana perkembangan tema ini:
o Allah sendiri memberi Hukum itu kepada Musa.
o Musa melihat kemuliaan Allah.
o Cahaya terang dan kemuliaan yang luar biasa mengubah Musa, sehingga wajahnya menjadi cemerlang.
o Perubahan ini menakutkan umat ketika mereka melihatnya.
o Oleh karena itu, Musa harus menutupinya dengan 'selubung'.
o Pemandangan itu tentunya indah sekali; tetapi hanya sebentar, cahaya itu pudar karena Musa tidak melihat kemuliaan Allah seperti itu lagi.
o Kristen bertemu dengan Allah setiap hari: oleh karena itu seharusnya cahaya itu tetap ada!
o Namun demikian, kehidupan tidak selalu penuh kemuliaan: ada penderitaan juga.
o Tetapi, jangan putus asa: sebab kematian pun hanya pintu gerbang menuju kemuliaan.
o Tubuh kita bagai sebuah kemah: kematian merupakan keruntuhan terakhir kemah itu.
o Tetapi, semua itu hanya berarti suatu perpindahan: perpindahan ke dalam
o sebuah rumah baru, bukan kemah, tetapi suatu rumah yang tetap.
o Untuk itulah Allah telah menyelamatkan kita.
Penerapan
Kita belajar beberapa hal dari surat ini:o Gereja bukan hanya tempat berkumpulnya antar teman: di dalamnya ada pemimpin-pemimpin.o Demokrasi dalam gereja harus disertai dengan wewenang dan tanggung jawab.
o Kepemimpinan dalam gereja bukan hanya suatu hak istimewa, tetapi mengundang penderitaan.
o Misi bukan hal yang mudah: orang yang lemah lebih baik meninggalkannya.
o Orang Kristen seharusnya tidak takut pada kematian. Ada kemuliaan dalam kematian, tetapi ada kemuliaan yang lebih besar di balik kematian.
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan.
Pelajari dua perikop utama tentang penderitaan dalam pasal 6 dan 11. Berapa banyak dari peristiwa yang diceritakan dalam pasal-pasal ini yang dapat Anda hubungkan dengan biografi Paulus dalam Kisah para Rasul?
2. Kristen dan pelayanan sosial.
Paulus sangat prihatin tentang perlunya gereja-gereja di Asia membantu orang-orang Kristen di Yudea yang sangat menderita akibat kelaparan (Kis. 11:27-30). Pelajari Kis 4:32-5:11 dan 2Kor 8:1-9:15 bersama-sama dengan 1Kor 16:1-4, Rom 15:24-29 dan Kis 24:17 untuk melihat prinsip-prinsip umum apa yang dapat dijadikan pedoman oleh orang Kristen dalam hal memberi. Perhatikan juga perkataan Yesus sendiri mengenai hal ini: Mat 6:1-4.
3. Kematian.
2 Korintus 4:7-5:10 menyangkut masalah kelemahan tubuh manusia dan tidak terluputnya tubuh tersebut dari kematian. Pelajari perikop ini dan bandingkan dengan I Korintus 15:35-58. Kedua perikop tersebut berhubungan dengan 'kemuliaan'. Apakah kemuliaan itu (Kel 24:15-17; Yeh. 1:26-28)? Kemuliaan menantikan kita, mengapa kita masih takut akan kematian? Bagaimana dengan Paulus (2Kor 5:8 dan 2 Tim. 4:6-8)?
4. Wewenang kerasulan.
Pakailah konkordansi untuk mempelajari setiap penjelasan tentang 'para rasul'. Buatlah sebuah daftar dari semua orang yang dipanggil rasul.
- Yesus (Ibr 3:1)
- kedua belas rasul (Mat 10:2)
- Andronikus (Rom 16:7)
- Paulus (1Kor 1:1)
Kedua belas rasul merupakan suatu kelompok yang unik, yang dipakai untuk menyatakan hubungan antara kedua belas suku Israel dalam Perjanjian Lama dan gereja dalam Perjanjian Baru (Gal 6:16, 'Israel milik Allah').
Apa kesalahan 'para rasul yang hebat' itu, padahal sebenarnya mereka adalah rasul-rasul palsu. (2Kor 11:1-21)?
Garis Besar Intisari: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) [1] RINCIAN PERTIKAIAN 2Ko 1:1-2:17
2Ko 1:1-14Menunggu Titus: betapa Paulus menderita
2Ko 1:15-2:4Menjelaskan ketidakhadirannya
2Ko 2:5-11'Ampu
[1] RINCIAN PERTIKAIAN 2Ko 1:1-2:17
2Ko 1:1-14 | Menunggu Titus: betapa Paulus menderita |
2Ko 1:15-2:4 | Menjelaskan ketidakhadirannya |
2Ko 2:5-11 | 'Ampuni lawan-lawan saya' |
2Ko 2:12-17 | Titus telah tiba: betapa Paulus bersukacita |
[2] KEMULIAAN PERJANJIAN BARU 2Ko 3:1-5:21
2Ko 3:1-6 | Roh yang dari Allah dan hati manusia |
2Ko 3:7-18 | Kemuliaan Injil yang lebih besar |
2Ko 4:1-6 | Kemuliaan yang tersembunyi dari mereka yang terhilang |
2Ko 4:7-18 | Kemuliaan tersembunyi oleh penderitaan |
2Ko 5:1-10 | Kematian:pintu gerbang menuju kemuliaan |
2Ko 5:11-21 | Kemuliaan yang akan datang dan perbuatan masa kini |
[3] KESELAMATAN DAN TINGKAH LAKU 2Ko 6:1-7:1
2Ko 6:1-10 | Tingkah laku Kristen: suatu kesaksian |
2Ko 6:11:1 | Tingkah laku Kristen: suatu imbauan |
[4] BILA ORANG KRISTEN BERTIKAI 2Ko 7:2-16
2Ko 7:2-4 | Pertentangan tanpa sebab |
2Ko 7:5-13 | a Penderitaan akibat pertentangan antara Kristen |
2Ko 7:13 | b-2Ko 7:16 Kelegaan akibat perdamaian! |
[5] MENGENAI UANG 2Ko 8:1-9:15
2Ko 8:1-7 | Memberi: contoh dari Makedonia |
2Ko 8:8-15 | Memberi: sekarang bagaimana dengan Anda? |
2Ko 8:16-9:5 | Beberapa pengaturan praktis |
2Ko 9:6-15 | Memberi: suatu prinsip rohani |
[6] DISIPLIN GEREJA DAN WEWENANG KERASULAN 2Ko 10:1-12:13
2Ko 10:1-6 | Disiplin: suatu keharusan rohani |
2Ko 10:7-12 | Disiplin dari jarak jauh |
2Ko 10:13-18 | Hak seorang misionaris untuk mendisiplin |
2Ko 11:1-15 | Teladan seorang misionaris dalam disiplin diri |
2Ko 11:16-33 | 'Kelemahan' kerasulan |
2Ko 12:1-10 | Hak istimewa kerasulan |
2Ko 12:11-13 | 'Sekarang saling memberi penilaian' |
[7] KESIMPULAN 2Ko 12:14-13:14
2Ko 12:14-21 | Saya akan datang: dalam kasih |
2Ko 13:1-4 | Saya akan datang: untuk menghakimi |
2Ko 13:5-10 | Ujilah dirimu masing-masing... maka aku tidak perlu menguji engkau |
2Ko 13:11-14 | Salam |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi